Bagi Rhidian Yasminta Wasaraka, Korowai bukanlah wilayah yang asing. Belasan tahun sudah ia mengenal, terhubung dan bersentuhan dengan masyarakat adat Korowai. Pengalaman dan perjumpaannya bersama masyarakat Korowai telah menggugahnya sebagai seorang antopolog sekaligus peneliti perempuan keturunan Papua-Jawa. Dian menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana masyarakat Korowai mempraktikan dan menghidupkan nilai-nilai kesetaraan dalam kesehariannya. Spirit kesetaraan gender nyatanya bukan wacana dan gagasan yang diimport dari barat, melainkan kekayaan dan kearifan yang hadir, lahir dan tumbuh di tengah adat dan budaya masyarakat Korowai. Melalui bukunya yang berjudul "Perempuan Perkasa", Dian mengisahkan refleksi kritisnya yang menggugah dan menggaruk sudut pandang kita akan Papua. Namun, dibalik praktik kesetaraan tersebut, muncul pula keresahan atas dinamika dan hegemoni pembangunan yang mulai merangsek masuk ke Korowai. Apa dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat adat disana?